Blangkon, Iket dan Cara Pembuatannya

Banyak orang beranggapan bahwa blangkon identik dengan suku Jawa. Hal ini memang tidak bisa disalahkan karena asal mula blangkon memang dari tanah Jawa. Berdasarkan bentuk dan modelnya, di Jawa Tengan dan JawaTimur dikenal dengan blangkon Solo, blangkon Jogja, dan blangkon Madura sedangkan di Jawa Barat (Sunda) dikenal dengan istilah bendo Sunda, bendo Dalang, bendo gaul, dan bendo Sunan. Tiga jenis terakhir adalah hasil rekaan kiwari (rekayasa moderen) para pengrajin blangkon/bendo asal Jawa Barat.

Meski bentuk dan model blangkon cukup beragam, tetapi pada dasarnya sama yakni terbuat dari kain batik atau kain polos yang dibentuk melaui proses khusus sesuai ukuran kepala. Berbeda dengan iket atau udeng (Bali) yang memiliki model dan varian cukup banyak dengan nama-nama tersendiri misalnya Barangbang Semplak, Julang Ngapak, Makuta Wangsa, dan Parekos yang masing-masing mempunyai makna filosofi tersendiri.

Blangkon umumnya bisa dipakai langsung di kepala seperti halnya topi dan peci tetapi iket atau udeng harus melipat dan mengikat dengan cara khusus agar terbentuk ikat kepala. Namun demikian seiring perkembangan fashion dan permintaan konsumen, kini iket dan udeng pun bisa langsung dipakai tanpa perlu melipat dan mengikat dari kain segi empat. Iket jenis ini disebut dengan istilah iket praktis, karena memang praktis tinggal pakai.

Video berikut memperlihatkan contoh-contoh blangkon produk Distro Naratas dan proses pembuatan ikat kepala praktis produk Cipta Adji. Keduanya berasal dari Pameungpeuk Bandung. Jika sahabat memerlukan produk-produk ini, bisa dipesan pre-order melalui website www.galeri-iket.com. Selamat menyaksikan!


Aneka Model Blangkon (Bendo) Produk Naratas
Blangkon

ProsesPembuatan Iket Sunda Praktis

Comments